2025-10-02 13:23:34
Bandung, 2 Oktober 2025 - Setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional, sebuah momen untuk mengenang dan merayakan penetapan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO pada tahun 2009. Batik bukan sekadar kain, melainkan sehelai sejarah, filosofi, dan mahakarya seni yang telah mendarah daging dalam identitas bangsa Indonesia.
Kekuatan batik terletak pada filosofi di setiap garis, titik, dan warnanya. Beberapa motif telah dikenal luas dan menjadi ikon karena keindahannya serta makna yang mendalam:
1. Motif Parang: Dianggap sebagai salah satu motif tertua di Jawa, Parang memiliki pola seperti huruf 'S' yang tersusun secara diagonal dan sambung menyambung. Motif ini melambangkan ombak lautan yang tak pernah putus, menggambarkan semangat yang tidak pernah padam, kekuatan, dan kesinambungan. Dulunya, motif ini termasuk larangan yang hanya boleh dikenakan oleh raja dan keturunan bangsawan.
2. Motif Kawung: Terinspirasi dari bentuk buah kolang-kaling yang tersusun geometris melingkar, motif ini melambangkan kesucian, umur panjang, serta upaya untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.
3. Motif Mega Mendung (Cirebon): Pola awan tebal yang unik ini didominasi warna biru, melambangkan awan pembawa hujan sebagai simbol kesuburan, pemberi kehidupan, serta sifat kepemimpinan yang mengayomi dan sabar.
Di balik motif-motif yang familier, terdapat batik dengan tingkat kerumitan pengerjaan yang luar biasa, seringkali membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan tahunan, untuk satu lembar kain yaitu Batik Tiga Neger, Motif ini terkenal karena proses pewarnaannya dilakukan di tiga kota yang berbeda—biasanya Lasem warna merah, Pekalongan atau Solo warna biru/indigo, dan Solo atau Yogyakarta warna coklat/soga. Perjalanan panjang dan proses celup tiga kali di tiga lokasi ini menciptakan perpaduan warna yang kaya dan rumit. Motif ini melambangkan perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa.
Tahukah Anda? Tokoh perdamaian dunia, Nelson Mandela, adalah penggemar berat batik. Ia sering terlihat mengenakan kemeja batik Indonesia di berbagai acara kenegaraan, menjadikannya salah satu Duta Batik Indonesia yang paling berpengaruh di mata dunia internasional.
Penetapan Hari Batik Nasional bukanlah akhir, melainkan awal dari gerakan pelestarian yang lebih masif. Pelestarian batik bisa dilakukan melalui berbagai cara yaitu dengan :
1. Edukasi dan Regenerasi: Banyak komunitas dan sekolah yang secara aktif mengajarkan teknik membatik, baik batik tulis maupun cap, kepada generasi muda. Hal ini memastikan bahwa keterampilan membatik tidak hilang termakan zaman.
2. Inovasi dan Modernisasi: Para desainer dan pengrajin batik terus berinovasi dengan menciptakan motif dan gaya baru, membuat batik relevan dalam tren mode kontemporer, sehingga tidak hanya digunakan dalam acara formal, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari (batik kasual).
3. Dukungan Pengrajin Lokal: Dengan membeli batik, terutama batik tulis dan cap, kita secara langsung mendukung mata pencaharian ribuan pengrajin dan melestarikan penggunaan pewarna alam (seperti daun indigo dan kulit kayu soga) yang ramah lingkungan.
Dalam konteks Inovasi dan Modernisasi, partisipasi dunia usaha menjadi sangat vital. Salah satu contoh nyata adalah Tempayan Indonesian Bistro, salah satu Brand dari Justus Group. Tempayan Indonesian Bistro ini secara aktif mengintegrasikan batik sebagai bagian dari identitas layanan mereka.
Keunikan Tempayan adalah penggunaan seragam model batik yang didesain secara eksklusif oleh desainer kondang Ivan Gunawan. Langkah ini menunjukkan bahwa batik tidak hanya bernilai budaya tinggi, tetapi juga mampu menjadi pakaian profesional yang berkelas di industri hospitality. Dengan melibatkan perancang dan pengrajin profesional, Tempayan Indonesian Bistro tidak hanya mempercantik penampilan staf, tetapi juga secara langsung menjalankan aksi Dukungan Pengrajin Lokal dan menjadikan batik sebagai aset branding yang modern dan elegan di mata konsumen. Ini adalah manifestasi nyata bahwa pelestarian batik dapat dilakukan melalui cara yang inovatif dan menguntungkan.
Selamat Hari Batik Nasional! Mari terus bangga, kenakan, dan lestarikan warisan budaya agung Indonesia ini.
Justus Group is a restaurant industry company founded in 2005 headquartered in Bandung, Indonesia. With a strong commitment to quality and innovation, Justus Group, managed under the auspices of PT. Yuditama Mandiri, boasts 5 main brands: Justus Steak House, Asian Grill Express, Justus Burger & Steak, Hawker Ragam Masakan Indonesia, and Tempayan Indonesian Bistro.